Rabu, 02 Oktober 2013

Nikmatkah Maksiat

Sebenarnya, kali ini sangat berhubungan dengan catatan ku yang lalu, bagi yang belum pernah membacanya, aku harap membaca  catatan itu terlebih dahulu, agar sahabat ku semua lebih mengerti maksud dari catatan ku kali ini... silakan dibaca disini
Bagi sahabat ku yang sudah membacanya, atau yang tidak ingin membacanya, tidak jadi soal, aku mulai saja dengan 
Bismillahirahmanirahimi..
Pernah suatu ketika aku mengatakan bahwa seorang yang hari ini taat beribadah, meninggalkan perbuatan dosa, mengerjakan amal shalih tidak menjamin kehidupannya di syurga di akhirat nanti... Pun, mereka yang hari ini bermaksiat kepada Allah, meninggalkan segala ibadah, tidak lantas otomatis menjadi penghuni neraka... mungkin sahabat sekalian tidak asing dengan kisah seorang ulama yang telah mencapai derajat yang sangat tinggi, tapi pada akhirnya meninggal dengan bermaksiat kepada Allah... yah, katakanlah kisah Syeikh Bal'am (kalau tidak salah), yang digoda dan dijebak oleh seorang wanita didalam kamar yang terkunci.. untuk bisa lepas dari kuncian itu, si wanita mengharuskan Syeikh untuk melakukan 1 diantara 3 dosa, berzina dengannya, meminum arak atau membunuh bayi yang memang ada didalam kamar... Aku sendiri sebenarnya tidak begitu yakin dengan cerita ini, bagaimana mungkin seorang syeikh dapat "menyerah" hanya dengan ancaman dari seorang wanita busuk. Tapi, melihat sisi positif cerita tak apalah, aku lanjutkan, didalam cerita itu sang Syeikh memilih meminum arak karena menganggap itu dosa yang paling ringan dibandingkan 2 dosa yang lainnya... Maka mabuk lah syeikh... selanjutnya? yah... dalam kondisi mabuk syeikh pun memperkosa si wanita dan membunuh si bayi.... Pelajaran apa yang dapat dipetik? yang pertama, pastinya, meminum minuman keras itu, walau hukumannya adalah 40 kali hukuman cambuk (berdasarkan hadist zaman Rasulullah), namun efek yang diberikan oleh arak itu sangat mengerikan, menghilangkan akal dan membuka pintu terhadap dosa yang lain. Pelajaran kedua, seorang syeikh yang seharusnya sangat tinggi pemahaman agamanya, banyak ibdahnya, bahkan (menurut akal manusia) seharusnya menjadi ahli syurga, bisa-bisa nya melakukan perbuatan dosa besar.. 3 sekaligus....
Ada juga sebuah cerita wanita penzina.. Disebutkan suatu hari ketika si wanita pulang dari "tugas" nya, dia melihat seekor anjing sedang kehausan, dengan ikhlas tanpa mengharap balas budi dari si Anjing (memangnya anjing bisa balas budi? :p ), si wanita itu pun mencari dan memberi minum air kepada anjing tersebut.. Akhir cerita, si wanita itu masuk syurga. Pelajaran apa yang bisa diambil? Yang pertama, pastinya, walaupun seekor anjing, yang murapakan makhluk najis dan haram dimakan dalam Islam, ternyata Allah Swt juga menilai itu suatu kebaikan, dengannya wanita itu pun masuk syurga. Pelajaran yang kedua adalah bahkan seorang wanita penzina pun, mempunyai kesempatan masuk syurga...
Lalu bagimanakah cara melihat seseorang masuk syurga atau neraka?
Akan kuceritakan sebuah kisah yang kudengar dari guruku, sebuah hadist jika aku tidak salah, bahwa malaikat Jibril bercerita kepada Rasulullah tentang seorang laki2, sebut saja si Fulan.
"ada seorang pria yang sedang beribadah ditempat pengasingan, yang tidak terjamah oleh manusia, yang dikerjakan adalah hanya beribadah dan bertafakur kepada Allah Swt.. Dia beribadah tidak kurang dari 500 tahun, sepenuh hidupnya hanya dipersembahkan untuk Allah Swt. Ketika ia mati,  Allah memerintahkan pada malaikatNya "wahai malaikat masukkan si Fullan kedalam syurga dengan berkat RahmatKu" perintah Allah. merasa telah banyak dan lama beribadah, si Fullan menjawab "Ya Allah, masukkan aku ke syurga dengan amalanku" Allah memerintahkan malaikatNya "wahai malaikat masukkan si Fullan kedalam syurga dengan berkat RahmatKu", merasa tidak didengarkan, si Fulan pun kembali berkata "dengan amalan hamba ya Allah", Lagi Allah berfirman "wahai malaikat masukkan si Fullan kedalam syurga dengan berkat RahmatKu". Si Fullan kembali berkomentar, "ya Allah, hamba sudah lama beramal dan beribadah kepadaMu, masukan lah hamba kedalam syurga dengan amal ibadah hamba". Lalu Allah memerintahkan malaikat nya untuk menimbang  dan membandingkan seluruh amalan ibadah si Fullan dengan rahmat dan nikmat mata (melihat) yang telah Allah berikan kepadanya. Malaikat pun menimbang, dan pada akhirnya, hanya sebuah nikmat melihat yang Allah berikan kepadanya tidak dapat dibayar bahkan dengan seluruh amalan seumur hidupnya. Allah berfirman "masukkan dia kedalam neraka karena amalannya yang tidak mencukupi".. Dengan menangis, si Fulan pun berkata "Ya Allah yang Maha Benar, masukkan lah hamba kedalam syurga dengan rahmatMu ya Allah"... dan akhir kisah masuklah si Fullan ke Syurga dengan rahmat Allah...
Pelajaran apa yang bisa di ambil? Yang terpenting adalah masuk / tidak nya seseorang kedalam syurga adalah karena sebab Rahmat Allah yang diberikan.
Bagi ahli ibadah atau merasa menjadi ahli ibadah, tidak ada yang perlu di sombongkan, bukankah Allah melarang hambanya untuk sombong:
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (Al Qur’an surat 8 Al Anfaal ayat 47)"
Mengapa harus bangga dan menyombongkan diri kita dihadapan orang lain? Bukankah Allah lah yang menciptakan kita dan orang lain tersebut, sehingga, seharusnya semua kita sama, kecuali Taqwa... orang Taqwa itu, bukan berarti harus bangga dengan ibadahnya....
Bagi ahli maksiat, janganlah terlena dengan kemaksiatan. Memang, dari cerita diatas seorang penzina pun bisa saja masuk syurga.. Tapi tahukah kita, menurut sebagian ulama mengenai cerita diatas, dia masuk syurga setelah "dibersihkan" terlebih dahulu kedalam neraka... Pun setelah membaca kisah-kisah diatas, jangan lantas merasa bangga dan menertawakan orang yang beribadah, dengan menganggap, "rugi saja kamu beribadah, nanti pada akhirnya bisa saja kamu jadi seperti syeikh bal'am"... Jangan!! jangan berpikir seperti itu... Memang mereka yang beribadah belum tentu masuk syurga, tetapi paling tidak mereka telah mencoba menjadi penghuni syurga...
Inti dari catatanku adalah agar kita tidak disibukkan dengan mencari dan membahas kekurangan orang lain... janganlah seorang alim menghina seorang maksiat... dan jangan lah seorang maksiat terlena dengan kemaksiatan... jangan pula menjadi pesimistis, sehingga makin jatuh kedalam jurang... Ingat firman Allah dalam hadis Qudsi:
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا فله الخير فلا تظنوا بالله إلا خيرا
Artinya: Aku menuruti prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.(H.R Bukhari)
Optimislah... sesungguhnya rahmat Allah untuk kita semua,

Wallahu a'lam.

Jika ada kesalahan, mohon dikritisi.


0 komentar:

Posting Komentar